song Lyrics: Tak Harus Hari Ini


melihatmu tersenyum
aku percaya tuhan pencipta tiada dua
mendengarmu berkata
aku terpesona
Malaikat juga tinggal di dunia

benar aku cinta
tapi ku percaya
kau yang kuinginkan
tak harus hari ini

mungkin hari nanti
kamu ada di sisi
kita kan bersama
dalam indahnya cinta

berdegup jantungku
saat itu, saat bertemu denganmu

terbayang wajahmu
saat itu, dan saat ini kurindu

benar aku cinta
tapi ku percaya
kau yang kuinginkan
tak harus hari ini

Confession coass dentistry: Stase Anak

Perasaan baru kemaren aku di ospek dan tiba-tiba sekarang aku udah jadi dokter gigi muda di RSGM GT. Hasan Aman. Taraaa!! Sudah setahun jadi anak koas dan banyak banget cerita suka duka yang dialami. dari di PHP pasien, pasien anak yang nangis dan bingung harus ngapain sampe harus ngejar dosen kesana kemari. Semenjak koas jadi tau jalan tikus di Banjarmasin. Dulu mah taunya cuma kos, kampus, mall. Done. Sekarang kalo ada yang nanya nama jalan di daerah Banjarmasin, yap! Anda datang ke orang yang benar. ngalahin tukang ojek lah pokoknya. Keluar masuk gang buat cari pasien adalah makanan sehari-hari. paling seneng sih pas masuk stase anak, soalnya aku suka anak-anak dan happy aja kalo denger mereka cerita dengan segala keluguannya. Meskipun capeknya 2 kali lipat karena harus antar jemput dan jajanin mereka. And then langsung kanker alias kantong kering.😂

Dari kanan ke kiri (aas, rere, zaini, tabah)

Pengen cerita sedikit tentang Tabah. Nama lengkapnya Tabah Pebrian. Salah satu pasien favorit aku karena sangat kooperatif. Susahnya sih kalo jemput dia, orangnya suka gk ada disekolahan alias bolos. Idola disekolahnya karena siswa paling ganteng, wkk. tiap aku bawa dia ke rumah sakit semua pasien perempuan di stase anak bakal cari perhatian di depan dia. Baru kelas 5 SD tapi udah punya pacar anak SMP. Oh tuhan, aku sampai gk habis pikir sama anak zaman sekarang. Kalo jajan gk neko-neko. Karena keseringan jemput dia kerumah jadi deket sama mamanya. sering curhat ke aku tentang percintaannya. Kebalik gk sih? Yang lebih tua siapa coba disini *ketawa getir*. Pernah pada suatu hari ada yang manggil-manggil aku di depan pagar kos. Suer ini manggilnya pake nama dan teriak-teriak. Sempet parno kan ya karena dipanggil sama cowok didepan pagar pake nama aku. Pas buka pintu ternyata makhluknya adalah tabah dan zaini. Helloww. Panggilnya pake "kak" gitu kan lebih sopan *nangis di pojokan*.


Selfie bersama saat menunggu dosen (pake hape dia)

Nah, kalo yang ini namanya Annisa Karomah. Pasien yang selalu chat aku tiap saat. Agak rewel soal makanan. Tapi termasuk pasien yang kooperatif juga. Pasien kesayangan. Meski sekarang udah gk pernah jemput dia lagi tapi dia tetep suka chat dan nanya kabar. Terakhir kali dikirimin foto diatas sambil bilang kalo dia kangen. Langsung baper. Sebenernya kangen juga dan pengen kapan-kapan main kerumah nisa tapi masih bingung kapan. Nisa ini pernah nangis waktu aku rawat. Awalnya aku bingung kenapa, aku pikir karena sakit atau semacam itu. Udah panik dan bingung banget. dan ternyata dia cuma gk tahan sama rasa alkohol yang aku tetesi ditampon yang dia gigit. Maaf yah nisa hehe. Suka minta es krim tapi sering gk kuturutin karena makan lebih mengenyangkan dan sehat dibanding es krim. Padahal akunya juga suka es krim sih.

Ini foto candid lupa siapa yg moto, romantis yah? ðŸ˜‚😂
Kalo yang ini namanya Raga Febrian Arda. Aku suka salah manggil nama dia. Biasa aku panggil Saga. Orangnya lucu, sholatnya rajin, polos banget. Suka ngingetin aku sholat kalo lagi keasyikan kerja pasien. Harap maklum sama foto diatas ya. Aku emang suka banget nemplok di dia karena lucu banget. Suka bikin gombalan garing kalo dia lagi bosen. Umurnya baru 10 tahun. semoga jadi anak sholeh ya Raga. 

Sebenernya sih masih banyak pasien-pasien anak yang lain. Tapi mereka yang paling berkesan menurut aku. Stase anak emang stase yang paling melelahkan sekaligus menyenangkan. Senang bisa berbagi.

Museum Pena



Entah sudah berapa abad aku tidak lagi menulis. Begitu banyak kata tapi tak satupun mampu aku tuliskan. Begitu banyak rasa tapi tak bisa tergambarkan. begitu banyak kejadian-kejadian yang tak sempat aku museumkan dalam tulisan. Begitu banyak orang-orang baru yang aku temui yang tak sempat aku jabarkan. Mungkin kita bisa mengingat semua itu dalam memori kita. Tapi saat kita mati apakah memori itu bisa kita bagi? Tidak. Potongan-potongan memori itu akan ikut terkubur tanpa seorangpun tau kisah hidup kita. Itulah gunanya tulisan. Saat kita tiada mereka tetap bisa membaca cerita hidup kita atau bahkan kita bisa memberikan manfaat bagi mereka dari kisah hidup kita atau tulisan-tulisan kecil kita. Ah, seandainya kita memiliki robot penulis yang bisa menuliskan isi kepala kita secara otomatis.
Aku rindu. bukan pada seseorang. Tapi pada kata-kata yang aku tuliskan. Kata-kata yang suatu saat bisa aku baca ulang disaat saraf-saraf otak sudah mulai lemah untuk mengingat.
Aku rindu. bukan pada orang yang memberi kenangan tapi pada KENANGAN itu sendiri. Begitu banyak kerinduan tapi tak seorangpun mengetahuinya. Karena tak ada satupun yang bisa dijelaskan. Hanya rindu.
Place: pantai batakan, south borneo (taken by "positive person")

Dari sebuah foto saja kita bisa bercerita banyak hal menjadi paragraf-paragraf cerita atau bait-bait puisi. Rentetan kejadian memang seharusnya dimuseumkan. Iya, sebut saja museum pena.

Book Review: Antologi Rasa (Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan)

ANTOLOGI RASA Oleh     : Ika Natassa Editor : Rosi L. Simamora Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Desain Cov...