Gen Halilintar




Sebagai makhluk sosial kita pasti akan berhubungan dengan berbagai tipikal orang. Gk semua orang akan sesuai dengan keinginan kita dan gk semua orang bisa sebaik seperti yang kita bayangkan. Gk semua orang baik itu baik dan gk semua orang jahat itu jahat. Orang baik akan terlihat jahat kalau dia gk sesuai dengan yang kita harapkan begitu juga sebaliknya. 

We can't judge someone by the cover, right? Contohnya saja kalau ada wanita yang cantik kadang orang berpikir kalo dia bodoh dan hanya mengandalkan kecantikan. Padahal bisa jadi dia memiliki otak yang cerdas dan memiliki kemampuan luar biasa. Tapi akan ada juga orang yang berpikir kalau wanita yang kurang cantik tidak cocok melakukan pekerjaan di depan publik atau sejenisnya, padahal bisa saja ternyata public speaking dia lebih bagus dan dia bisa menjadi yang terbaik. Ganteng, cantik, pintar, kaya... itu semua pemberian siapa? ALLAHkan? Kenapa harus bangga? Banggalah jika kamu bisa menjadi seseorang yang menempatkan Allah menjadi satu-satunya dihatimu. 

Bumi itu kecil, buktinya kita bisa menggambarnya dengan selembar peta atau sebuah globe. Kelilinglah dunia agar kamu tau kalo bumi itu kecil. Maka genggamlah akhirat sehingga kamu juga bisa menggenggam dunia.

Manusia dilahirkan dengan kesempurnaan dan hanya orang-orang yang mau berusahalah yang mampu memahami arti kehidupan. Menurut aku sih menjadi baik itu bukan berarti harus bersikap fanatik atau kolot dengan agama. Jadilah muslim yang modern tapi tetap mengikuti perintah Allah serta berpedoman pada Al qur'an dan hadits. 

Ada yang tau keluarga Halilintar? Beliau mempunyai 11 anak dan beliau terhitung sukses dalam mendidik anak-anaknya. Mereka menyebut keluarga mereka "gen halilintar". mereka bekerjasama sebagai team dirumah dan mengatur rumah mereka seperti hotel tanpa menggunakan jasa pembantu sama sekali. Anak-anak memiliki tugas masing-masing dirumahnya. Ada yang jadi housekeeping, chef, petugas laundry, service and maintanance dll. Motto mereka adalah "we sell what we use, what we eat, what we wear and what we utilize". Setiap pagi mereka akan melakukan briefing untuk melist apa saja kegiatan yang akan dilakukan dihari itu dan ibu mereka akan mencatatnya. Di malam hari mereka akan mengevaluasi kegiatan mereka apakah dilakukan atau tidak dan apa hambatannya. Mereka adalah "role model" buat keluarga masa depanku nanti. Aku akan mendidik anak-anakku seperti yang mereka lakukan. Semoga aku bisa mendapatkan suami yang memiliki visi dan misi yang sama sehingga kami bisa membentuk keluarga yang sesuai syariat tapi tetap modern dan tidak ketinggalan zaman. 



Regards

Rerekara




No comments:

Post a Comment

Book Review: Antologi Rasa (Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan)

ANTOLOGI RASA Oleh     : Ika Natassa Editor : Rosi L. Simamora Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Desain Cov...